Ibu Mahani tinggal di dusun mega kencana mega maju sui ambawang (ujung jalan 28 oktober) Pontianak Utara, hanya bisa pasrah saat dokter menyatakan adanya kanker menyerang rahimnya hingga dokter menyarankan untuk segera operasi, sedangkan biaya operasi kurang lebih Rp.10 Juta,-. menurut penuturanya kanker tersebut sudah menghinggap dalam tubuhnya belasan tahun yang lalu..tetetapi baru ia rasakan sakitnya tahun-tahun terakhir pada saat perutnya mulai membesar seperti mengandung usia 6 bulanan..badannya lemas bahkan saat penyakitnya kambuh seperti mau melahirkan tetapi tidak ada bayinya... ia adalah ibu rumah tangga yang sebelumnya sekaligus penopang ekonomi keluarga, bekerja sebagai buruh kelapa sawit di BPK (PT Wilmar) tetapi semenjak kanker menyerang ia sudah tidak kerja, sedangkan suaminya bernama Saprawi (56) tidak mampu bekerja semenjak tahun 1990an di karenakan kakinya buntung sebelah kiri dan begitu halnya jari kaki sebelah kanan habis ia berjalan menggunakan alat bantu penyanggah kanan dan kiri, sebelmnya ia mengindap penyakit aneh hingga menyebabkan kakinya buntung.
Keluarga Ibu Mahani termasuk dalam keluarga sangat miskin. Sekarang kedua orang tua tersebut ekonominya di tanggung anak laki-laki yang masih muda bekerja sebagai buruh bangunan. Anak laki-laki itu juga harus menaggung adik perempuanya yang masih sekolah di Madrasah Tsanawiyah Al Ihsan kelas 3 yang saat ini juga terancam akan keluar karena tidak bisa membayar SPP. Menurut ceritanya. ibunya sudah menyuruh keluar untuk tidak sekolah tapi ia memaksakan tetap ingin sekolah dan hanya bisa menangis.
Pada saat saya melihat kondisi real keluarga tersebut dalam hati saya hanya bisa bilang ya Alloh begitu tragisnya masalah yang menimpanya. Untuk menghiburnya sebelum pamit saya sampaikan pada mereka..”saat ini Alloh menimpakan ujian pada ibu itu tandanya Alloh sayang sama ibu, Alloh juga tahu pasti ibu mampu menjalaninya..dan yakinlah bu pasti Alloh akan memberi jalan keluar..kami akan berusaha bantu memfasilitasi bagi mereka yang peduli, semoga ada donatur yang terketuk hati untuk membantu keluarga ibu”. Akhirnya Karena azan magrib sudah berkumandang setelah saya mengambil gambarnya kemudian saya harus pamit.